Memang benar jika banyak orang yang mengatakan lidah lebih tajam dari pada pedang. Karena goresan lidah yang tidak terjaga dapat menyebabkan sakit yang bisa berbekas begitu lamanya atau bahkan sakit yang tak ada obatnya. Lidah dapat pula menjadi belati yang begitu ganas dan liar, yang mungkin dapat dengan seketika membunuh para insani yang lemah hati dan pikirannya.
Rasulullah SAW bersabda: “Yang dikatakan muslim itu adalah manusia yang selamat dari bahaya lidah dan tangannya.”
Imam Ali r.a berkata:”Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya”.
Memang benar adanya jika manusia penuh dengan keterbatasan dan kelemahan. Karena sejatinya dengan keterbatasam dan kelemahan maka kita akan mengetahui apa itu kelebihan. Tak lantas dikatakan seseorang itu memiliki kelebihan jika tak ada yang namanya kelemahan. Itulah hidup, sehingga berbanggalah orang yang memiliki kelemahan. Karena orang yang memiliki kelemahan akan menjadi bagian dari kehidupan.
Namun seiring dengan kewajaran dan keluputan kita sebagai manusia, tentulah kita memiliki tugas untuk terus memperbaiki diri. Sehingga kelemahan tak lantas hanya kita biarkan untuk terus membayangi hidup kita, melainkan kita memperbaikinya sedikit demi sedikit.
Diantara sekian banyaknya kelemahan manusia, menjaga lidah adalah hal yang dapat dianggap susah. Karena bak sebuah pedang yang tajam, selain lidah dapat menyakiti orang lain, tak sedikit dapat pula melukai sipengguna lidah itu sendiri.
Jika kita lihat disekeliling kita, sangat banyak orang yang tergelincir hidupnya karena lidah yang tak terjaga. Banyak orang yang hobi sumpah serapah, berjanji yang tak kan ditepati, menjelekan orang (bergosip), mengatakan kata-kata manis namun dusta (menjilat) dan seenaknya berkata tanpa disadari apa akibatnya.
Sering kita lihat seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya, lantas tanpa disadarinya, keluarlah kata-kata yang seharusnya tak pernah keluar dari mulut seorang ibu terhadap anaknya. Atau seseorang yang mendoakan hal yang buruk pada seseorang yang ia benci. Malah karena begitu putus asa, ada orang yang suka mengeluh hingga mengatakan hal yang buruk untuk diri sendiri. Mungkin orang-orang tadi melupakan sabda Rasulullah SAW yaitu:
”Kullu kalam addu’a, setiap perkataan itu adalah merupakan do’a”
Apalagi dikatakan oleh rasul tercinta kita bahwasannya “ Bukanlah dikatakan berani bagi mereka yang dapat mengalahkan musuhnya, (yang bisa merasa menang atas sebuah pertikaian, perkelahian) ,Yang dikatakan berani itu adalah mereka yang bisa menahan dirinya ketika dalam keadaan marah”.
Sehingga marilah kita menjadi orang-orang yang pandai menjaga lidah. Andaikata kita dihadapkan dengan sesuatu yang tidak mengenakan maka hindarilah dari berkata-kata. Perbanyaklah mengingat Allah dengan beristigfar. Jika orang bijak berkata “Diam adalah emas” memang benar adanya. Selagi perkataan itu tidak baik, diam adalah satu-satunya solusi. Sehingga kita termasuk orang yang “wara” atau berhati-hati
Sumber: Kafemuslimah.com