Taudz adalah bacaan a’udubillahi minas syaitonnirrojiim. Terjemahannya adalah aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Ada tiga kunci yang termuat dalam kalimat taudz ini.
Yang pertama, aku berlindung kepada Allah. Allah adalah sebaik-baik tempat berlindung. Berlindung dari azab atau musibah yang besar ataupun yang kecil. Azab besar yang menimpa di sekitar kita, yang tidak bisa kita hindari karena kita berada di dalamnya. Azab besar yang Allah timpakan karena manusia tidak menjalankan amanah dalam melestarikan lingkungan. Tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai manusia. Lalai terhadap peringatan-peringatan kecil yang Allah berikan sebelumnya. Lalai dalam mensyukuri karunia yang Allah limpahkan. Tidak sadar dengan musibah-musibah kecil. Takabur ketika berhasil mengatasi masalah. Padahal tidak ada sekecil apapun yang terjadi tanpa izinNya. Hanya Allah tempat berlindung.
Yang kedua, berlindung dari syetan. Syetan mengganggu manusia dalam tiga tahap. Berawal dari kecenderungan hati, kemudian merasa senang, dan pada akhirnya kita melakukan dosa. Bujukan syetan dalam berbagai bentuk, tampak indah, kata-kata yang memikat, materi yang berlimpah. Syetan mendatangi manusia dari berbagai arah, depan, belakang, kiri, kanan, atas, dan bawah. Bujukan syetan masuk ke dalam dada. Membisik-bisiki dada manusia. Maka dalam surat Annas Allah mengajarkan agar manusia berlindung padaNya ketika kecenderungan yang dibisikan syetan itu masih ada dalam hati. Sebelum terbersit untuk menyenanginya. Sebelum terlanjur untuk melakukannya.
Dan yang ketiga, syetan yang terkutuk. Ketika kita mengucapkan ‘yang terkutuk’, artinya kita sangat benci dengan hal itu. Maka wujudkanlah kebencian itu dengan menjauhinya. Jangan biarkan diri kita tergelincir mengikuti syetan yang berbungkus keindahan yang menyesatkan.
Jadi ketika lisan mengucapkan taudz, yakini dalam hati bahwa Allah pelindung terbaik, syetan menyesatkan, dan bencilah syetan dengan segala tipu dayanya. Dan realisasikan dalam amalan yang istiqomah.