>> Di Balik Pembelajaran Matematika yang Baik – Bagian Terakhir : Meneliti Pembelajaran (oleh Endang Mulyana)

Sebelumnya : Bagian 4 : Mendampingi Calon Guru

Pengalaman mengikuti Lesson Study dan mengkaji DDR seolah mengobati keinginan saya untuk bertemu dan menimba ilmu langsung dari guru matematika yang baik. Pengalaman itu menanamkan jalinan utuh dari seperangkat kriteria yang penting untuk dipelajari. Lebih dari itu, berbagai aspek saling berkelindan membentuk konstruksi yang ajeg sehingga terlihat kerangka kerja yang masuk akal dan beralasan. Tentunya kita menginginkan konsepsi mengajar seperti itu terancang dengan jelas arsitekturnya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan perbaikan, itu tidak mengubah konstruksi dasarnya. Mengkaji pembeljaran itu tdak mungkin sepotong-sepotong, mesti komprehensif. Itu dimulai dari merancang tujuan yang hendak dicapai, bagaimana gambaran dan tahapan untuk mencapainya, serta bagaimana pendekatan penilaiannya. Refleksi atas  proses pembelajaran yang terjadi, akan memberikan umpan balik untuk melakukan rancang ulang. Kerangka bekerja seperti ini, oleh DDR dipandang sebagai proses penelitian.

Selain melalui repersonalisasi dan rekontekstualisasi, DDR juga mengkaji secara kritis pengelolaan kelas:Bagaimana interaksi siswa dengan guru, ketika menjelaskan tugas, atau bagaimana interaksi siswa dengan siswa yang diinginkan guru?. Bagaimana memilih siswa untuk menyampaikan gagasan dan cara kerjanya di depan kelas? Mengapa ia yang dipilih duluan dan yang lain belakangan ? Mesti bagaimana siswa lain ketika ada seorang siswa menjelaskan di depan kelas? Bagaimana mengaitkan berbagai gagasan siswa yang ke depan kelas sehingga setiap siswa terarah pada kesimpulan yang sama. Bagaimana mengelola papan tulis, agar memuat semua catatan penting dalam proses pembelajaran?.

Keterampilan mengelola proses pembelajaran perlu dilatih secara berkesinambungan, sehingga peningkatan jam terbang mengajar berbanding lurus dengan peningkatan ketrampilan yang diperoleh. Proses ini tidak dapat dilepaskan dengan pengembangan disain didaktis (reflection for action) , ketika pelaksanaan pembelajaran (reflection in action) dan ketika memperbarui disain didaktis dan memperkuat ketrampilan pengelolaan pembelajaran (reflection of action).